Memulai menulis seperti sedang masuk ruang yang penuh sekat, sesak, tanpa ujung, menyusahkan, entah kapan selesainya, tidak ada jalan keluar, buntu.  Ketika menulis, seperti sedang akan minum pil pahit,  sakit kepala, atau seperti sedang berhadapan dengan dokter dengan jarum suntuk di tangannya, yang sebentar lagi akan mnyuntikkan jarum tersebut ke tubuh kita, trauma, galau.

Tapi, ketika sedang sakit, apakah kita akan melarikan diri dari obat atau suntikan dokter? Ternyata tidak kan? Ketika kita mengikuti aturan dokter dalam proses penyembuhan, maka kita akan segera sembuh, begitu juga dengan menulis, ketika kita terus menulis walau susah dan salah-salah, terus belajar dan terus menulis lagi, menikmati proses susahnya maka niscaya hasil tulisan akan memuaskan, dapat menyelesaikan 1 tulisan akan terasa nikmat, apalagi jika banyak dibaca banyak orang, maka hasilnya akan seperti sedang makan nasi tiwul, lezat sekali.

Nasi tiwul merupakan makanan khas jawa, nasi yang dimasak  dari beras yang dicampur singkong yang sudah dikeringkan dan ditumbuk kasar. Biasanya nasi tiwul dimakan dengan urap, sambal ikan asin dan tahu tempe goreng, umumnya nasi tiwul diharga Rp.5000,00 untuk satu porsi, murah meriah dan nikmat, apalagi dinikmati ketika perut sedang lapar dan duduk di bawah pondok di tepi sawah, yummyyy.

Dunia menulis merupakan dunia yang sepi peminat, apalagi dikalangan guru dan pelajar, walapun sudah banyak kelas-kelas atau grup-grup online  menulis, tapi tetap saja  prosentasenya masih tergolong kecil.

Banyak hal yang melatarbelakangi sepinya peminat dalam menulis, selain tidak terbiasa menulis, umumnya guru masih dihinggapi demam takut salah, takut tidak sesuai EYD, takut tidak menarik, takut diejek teman sesama guru atau sesama penulis, takut ini, takut itu dan semua rasa takut yang membuat rasa ingin menulis menulis hilang bersama waktu, dan baru ingat lagi ketika membaca tulisan teman sebaya yang terbit d salah satu koran. ๐Ÿ˜€

Seperti juga ketika kita sakit, kita perlu terapi sehingga bisa sembuh, baik itu melalui orang lain seperti dokter atau terapist atau kita mencari sendiri obat yang kita butuhkan, begitu juga dengan menulis, kita perlu orang lain yang mengajari, menuntun dan mengoreksi tulisan kita, mengarahkan dan memberi pencerahan pada tulisan-tulisan kita, menyemangati dan teman bertukar pikiran jika mengalami  Writerโ€™s block (masa kemacetan menulis), atau kita sendiri yang mencari di dunia maya dengan browsing, membaca buku-buku seri menulis atau tulisan-tulisan para penulis sesuai dengan minat dan dunia yang kita geluti.

Masing-masing cara punya kelebihan, sangat baik jika kita dapatkan keduanya sehinga memperpendek jarak antara memulai dan selesainya suatu tulisan, hingga tulisan โ€“ tulisan berikutnya, atau bisa meningkat menjadi buku-buku yang bermanfaat bagi orang lain.

Menulis merupakan suatu cara untuk menyimpan apa yang kita baca dan alami untuk generasi berikutnya, sehingga dapat dikatakan bahwa membangun keterampilan menulis tidak dapat dipisahkan dari membangun kebiasaan membaca, karena dalam menulis sangat diperlukan ilmu-ilmu lain yang didapat dari membaca, mengamati dan meyakinkan apa yang sudah diamati dengan membaca.

Membangun kebiasaan menulis seperti membangun kebiasaan mengerjakan sesuatu, seperti yang dikatakan oleh John Dryden โ€œ We first make our habits, and then our habit make usโ€, seorang penyair, aktor drama, dan kritikus sastra yang berpengaruh pada Era Restorasi Inggris. Awalnya kitalah yang membentuk kebiasaan kita, sehingga kebiasaan itu yang membentuk kita.   

Membangun kebiasaan menulis sangat perlu diawali dengan membangun keinginan untuk mahir menulis, kemudian membangun kedisiplinan dan keuletan selama menulis.  Jika keinginan, kedisiplinan dan keuletan sudah tumbuh dengan baik, maka  kendala atau kesulitan dapat mudah diatasi, tinggal mengeluarkan ide-ide dan menggabungkannya menjadi suatu hidangan yang enak untuk dibaca dan dinikmati, tentu saja hal itu memerlukan waktu dan proses yang disesuaikan dengan besarnya pengorbanan, semakin besar pengorbanan maka semakin mudah tercapainya tujuan menulis.

Bagaimana membangun keinginan? Fokus dengan tujuan!  Semakin jelas dan kuat tujuan maka akan semakin mudah untuk fokus, jika tujuan tidak jelas maka apapun keinginan akan mudah hilang bersama lahirnya keinginan yang lain. Begitu juga dengan kedisiplinan dan keuletan, besarnya tujuan yang ingin di capai membuat keinginan, kedisiplinan dan keuletan akan semakin mungkin dilakukan.

Bagaiman memulai menulis? Ya nulis saja! Apa saja, mungkin tidak perlu dengan target yang banyak dulu, atau menulis dapat dimulai dengan menulis apa yang ditemui sehari-hari seperti menulis jurnal harian, kemudian ditambah dengan apa yang kita ketahui dan apa yang harus diketahui dengan mencari informasi tentang hal tersebut.

Misalkan anda adalah guru, maka mulailah menulis tentang apa yang anda temui di dalam kelas ketika mengajar, tentang mengapa ada siswa yang suka bolos, atau ada siswa yang tidur di kelas, atau ada siswa yang sangat serius belajar, ada yang tidak mau belajar sama sekali.  Dapat juga menulis tentang bagaimana membuat siswa belajar dengan gembira di kelas, atau bagaimana membuat siswa merasa sekolah adalah surga bagi mereka.

Atau jika anda adalah seorang ibu rumah tangga, anda dapat memulai dengan bagaiman menyelesaikan semua pekerjaan dengan cepat dan akurat, bagimana menghilangkan rasa bosan karena mnegerjakan hal yang sama setiap hari selama bertahun-tahun, atau bagaimana menulis resep-resep baru yang dapat anda praktekkan dengan mengkombinasikan dengan resep atau bahan yang ada, atau anda dapat menulis tetang bagaimana seorang ibu rumah tangga dapat memulai bisnis dari rumah. Sehingga hari-hari anda akan terpakai secara efektif dan efisien.

Hasil tulisan dapat anda baca sendiri atau berbagi di dunia maya melalui blog atau yang lain, sehingga dari waktu ke waktu anda dapat melihat peningkatan pengetahuan anda dalam menulis

Jika kedisiplinan dan keuletan sudah terbangun dengan baik, maka menulis bukan lagi menjadi aktivitas yang menyusahkan seperti menghadapi jarum suntik, tapi menjadi seperti sedang makan nasi tiwul, bahkan dapat juga seperti sedang makan nasi tiwul berasa kebab isi daging dan kentang goreng, yummyyy.. ย selamat menulis, semoga sukses. ๐Ÿ˜€

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
๐Ÿ‘‹ Hi, how can I help?